00.41 |
Category: |
0
komentar
Kata “zakat” mungkin sudah tidak asing
bagi kita sebagai umat muslim, terlebih sebagai santri, ea kan???!!!! Zakat
sering kita kaitkan dengan hari raya, baik itu idul adha maupun idul fitri.
Kalau idul fitri ada zakat fitrah and kalau idul adha ada Qurban. Menurut
kitab yang sering kita baca, yaitu karangannya Imam Syamsuddin Abu Abdillah Ibnu
Qosim dalam kitab Fathul Qorib dikatakan bahwa zakat secara bahasa ialah
bertambah. Lalu secara syar’i ialah sebuah nama dari harta tertentu,
yang diambil dari harta tersebut kemudian dikeluarkan dengan cara tertentu dan
diberikan kepada golongan tertentu pula. Kita ketahui orang yang berhak
menerima zakat ada 8 golongan (QS. at-Taubah [9]:60) .
Dari pengertian secara bahasa saja kita dapat mengetahui bahwa
segala sesuatu yang diperintahkan Allah pada hakekatnya tidak akan merugikan
kita, karena perbuatan itu akan kembali kepada kita sendiri. Yah, bisa dibilang
zakat merupakan investi kekayaan kita kepada Sang Rabbi.
Zakat terdapat beberapa jenis, tapi kia dapat menggolongkannya
menjadi zakat untuk Harta (binatang, emas-perak, dagangan, pertanian,
buah-buahan) dan zakat diri yang dikenal zakat fitrah. Tapi pada artikel ini
kami ingin lebih membahas tentang Fadilah zakat dan asrarul zakat.
Banyak faedah dan keutamaan zakat, apakah kalian tahu. Dalam
transaksi jual beli ataupun yang berkaiatan dengan harta merupakan hal yang
sangat rawan. Terkadang dalam ijab qabulnya terdapat sumpah atau
hal yang “tidak sesuai dengan kebenaran” begitu juga jiwa terkadang selalu berbuat
salah dan dosa, karena manusia tempatnya salah. Melalui media zakat ini kita
dapat membersihkannya. Karena zakat sebagai fasilitas untuk menguatkan iman dan
menghindari penyakit jiwa dan raga. Kita tidak tahu bagian harta mana atau jiwa
mana yang kotor dari kita, zakat inilah salah satu jalan keluarnya untuk
menghapus semua itu.
Hal utama juga yang harus kita ketahui, setiap harta dan raga ini
bukanlah milik kita seorang. Akan tetapi terdapat hak milik orang lain yang
berhak dan yang membutuhkan. Maka saat harta dan jiwamu bisa bermanfaat atau
membantu saudara kita maka bantulah mereka, entah dengan hartamu atau ragamu. “Setiap
muslim bagaikan satu tubuh” begitulah salah hadits menyebutkan, makasangat
berlasan ungkapan Rasulullah SAW tersebut.
Zakat juga merupakan pengikat tali persaudaraan, saling mengasihi
dan peduli dengan sesama saudara kita yang mungkin tidak seberuntung kita
semua. Terlebih perlu sahabat-sahabat ketahui bahwa, meninggalkan zakat
merupakan salah satu dosa besar yang paling besar.
Mengenai Asrarul Zakat kami mengutip dari kitab Qul
Hadzihi Sabili karya Sayyid Muhammad Alawi bin Abbas Al-Maliki Al-Makki
Al-Hasani yang mengambil pendapat dari Imam Ghazali. Macam-macam tingkatan
manusia tentang zakat dibagi menjadi 3 bagian.
1.
Orang-orang
yang kuat: mereka adalah orang-orang yang menginfakkan seluruh apa yang
dimilikinya, tanpa meninggal sedikitpun untuk dirinya. Orang seperti ini telah
menepati janjinya kepada Allah untuk mencintai-Nya. Contohnya adalah Abu Bakar ash-Shidiq
RA.,
2.
Orang-orang
yang dipertengahan (antara kuat dan lemah) : Mereka adalah orang yang tidak
menginfakkan seluruh hartanya akan tetapi tetap berzakat dan shadakah kepada
orang yang membutuhkan. Baik itu shadaqah wajib maupun sunnah.
3.
Orang-orang
yang lemah: Mereka adalah orang-orang yang hanya mengeluarkan zakat wajibnya
saja.
Itulah
tingkatan derajat manusia dalam Zakat, lalu dimanakah tingkatan derajat kita?
Alangkah baiknya dan indahnya jika kita masuk golongan pertama atau kedua. Jika
kita belum mampu mengerjakan yang pertama dan kedua maka setidaknya kita masuk
kepada golongan yang ketiga. Lalu secara bertahap kita terus meningkatkan
derajat kita tanpa kita sadari mesuk kepada golongan kedua.
Dalam
mengeluarkan zakat dan sedekah, jagalah lima perkara berikut ini :
1.
Sembunyi-sembunyi,
"ketika tangan kanan berbuat jangan sampai tangan kiri tahu” terlebih
rasullah bersabda bahwa zakat secara sembunyi-sembunyi dapat menghindarkan dari
murka Allah SWT.
2.
Tidak
mengharapkan pujian. Karena mengharap pujian hanya akan menghapus apa yang kita
buat dari segi pahala dan akan menumbuhkan penyakit hati seperti riya’
dan kikir.
3.
Harta
yang dikeluarkan merupakan harta yang paling baik dari yang kamu miliki.
4.
Ketika
mengerluarkannya diiringi dengan wajah yang indah. Karena 1 dirham yang
dikeluarkan dari hati yang penuh kegembiaraan akan mengalahkan 100 dirham dari
hati yang terpaksa.
5.
Memberikan
sedekah kepada orang yang menggunakannya untuk beribadah kepada Allah. Seperti
orang alim yang bertaqwa yang
menggunakan harta itu untuk ketaatan dan ketaqwaan kepada Allah,
orang saleh yang miskin dan kerabat dekat. Apabila ada seorang yang memiliki
seluruh karakter ini maka dia adalah orang yang paling tepat diberikan sedekah.
Maka, mari eratkan jiwa kita, harta kita, raga kita semua untuk
berjalan dijalan Allah SWT.
di postkan pada buletin EL-BUSTAN Ed.8 25 Juni 2015
21.23 |
Category:
Artikel
|
0
komentar
Ramadhan
Menantimu dengan gelisah,
“siapkah aku???”
Ku bertanya dari sudut iman yang kabut
Gemetar menuntunku
apa aku sanggup menjalani
Bulan suci penuh janji pasti
Marhaban ya syahru ramadhan
Menjalanimu tuk terlahir kembali pada dunia
Meniti istiqomah dan I’tikaf dzikir
Dari titik fajar yang merindu senja
Dari barakah tegukan zam-zam pertama buka
Hingga akhir sahur penuh berkah
Ya Ramadhan kariem
Bisakah aku menjalanimu dalam selimut ibadah
Untuk menghangatkan dinginnya nafsu jiwa merona
Haus akan keseharian hampa fana
Berdiam, melangkah, lalu lari dari kehidupan dan merindu kembali
Tangis rinduku tuk menjalanimu dari setiap nafas semesta
Tangis kalbuku ingin berhasil meraih fitrah di ujung ranting suci
itu
Pada takbir, pada dzikir, pada kalam-kalam suci syifa’ul qolby
taman ilmu, lumajang
taman ilmu, lumajang
21.37 |
Category:
puisi
|
0
komentar
“Bustanul Ulum”
begitulah nama Pondok Pesantren diujung selatan kota Lumajang yang usianya
telah mencapai 35 tahun. Berada di ujung Pantai Selatan dekat perbatasan
Jember-Lumajang tepatnya di Desa Krai Kecamatan Yosiwilangun Kabupaten
Lumajang. Dengan karakter Pesantren salaf-modern yang mengembangkan keahlian
Keagamaan dan Pendidikan Nasional menjadikan pesantren Bustanul Ulum ini
memiliki ciri khas dan karakter tersendiri. Dengan simbol “kehijauan” entah
dari cat tembok dan banyaknya tanaman di Pesantren, menjadikan Pesantren
Bustanul Ulum memiliki julukan “Pesantren Hijau”.
Kilas balik
kata “Bustanul Ulum” adalah nama dari pesantren induk di Pondok Pesantren
Bustanul Ulum Mlokorejo Jember dengan Pengasuh KH. Abdullah Yaqien yang
merupakan Mertua dari Pendiri Pondok Pesantren Krai, KH. Affan Abd. Malik. Akan
tetapi pondasi dasar Pesantren Bustanul Ulum Krai ini Bukan Hanya dari
Pesantren Mlokorejo saja, akan tetapi juga dari Pesantren Kembang Kuning Larangan
Pamekasan Madura.
Sekitar tahun
1980-an, KH. Affan Abd. Malik memiliki keinginan untuk berhijrah dan membangun
Pesantren di luar Mlokorejo. Kemudian KH. Abdullah Yaqin selaku mertua Beliau
menawarkan beberapa tanah di Jember dan Lumajang, akan tetapi KH. Affan Abd.
Malik kurang berkenan dengan beberapa tanah tersebut. Hingga pada suatu rutinan
Malam Jum'at manis di PP. Bustanul Ulum Mlokorejo Jember, KH. Affan
bermuwajjahah (bertatap muka) dengan beberapa alumni PP. Mlokorejo dan
menuturkan keinginan beliau untuk berhijrah dan mencari tanah untuk dibangun
Pesantren. Kemudian Kyai Ahmad Tajuddin (alumni Mlokorejo) mulai bermusyawarah
perihal keinginan KH. Affan tersebut dengan KH. Hamid (salah satu tokoh
Masyarakat di tanah Krai).
Beberapa hari
setelah musyawarah tersebut, KH. Hamid mulai menuturkan keinginan KH. Affan
kepada Bapak Miska (salah satu hartawan di Krai), akhirnya Bapak Miskapun
berkeinginan untuk mewakafkan sebidang tanahnya untuk di bangun Pesantren.
Sekitar tahun 1982 beberapa tokoh Masyarakat Desa Krai, yaitu : Kyai Ahmad
Tajuddin, KH. Hamid, H. Abd. Latief dan Bapak Miska sowan (menghadap) kepada
KH. Abdullah yaqien dan KH. Affan Abd. Malik untuk menuturkan tanah yang akan
diwakafkan dan meminta restu perihal pembangunan pesantren tersebut. Dan
beliaupun merestui tentang pawakafan tanah dan pembangunan Pesantren tersebut.
Begitu besar
keihklasan dan ketabahan KH. Affan Abd. Malik, meskipun hanya berbekal Ilmu
Allah dan dua helai pasang baju. Beliau terus tekun membangun Pesantren di Bumi
Krai. Dengan membabat kebun Kelapa. Pembangunan masjid dimulai, KH. Affan terus
mengawasi pembangunan masjid tersebut dan wira-wiri dari Pesantren Mlokorejo.
Kemudian KH.
Affan membentuk panitia pembangunan pesantren dan melakukan pembangunan Masjid.
Sebelum panitia terbentuk H. Hamid mulai meminta bantuan kepada beberapa
masyarakat Krai dan dibentuklah panitia pembangunan Pesantren yang diketuai
oleh KH. Ali Murtadlo (tokoh Maysarakat Krai), selaku pencari material-material
bangunan seperti bambu, kayu, semen dan dana dimotori oleh Kyai Fathor Rozi
(tokoh Masyarakat). Terdapat juga beberapa santri dan almni Pesantren Mlokorejo
dan Kembang Kuning yang masuk dalam kepanitiaan. Adapun keseluruhan jumlah dari
panitia pada saat itu sebanyak 75.
Keihklasan dan
ketekunan para panitia terlihat dari peristiwa tersebut. Layaknya heroik yang
tak kenal menyerah dan terus berjuang. Para panitia mulai mencari sumbangan
berupa kayu, bambu, batu-bata, dana dan lain sebagainya. Hingga akhirnya
beberapa Truk berdatangan dengan membawa matrial-matrial yang akan digunakan
untuk pembangunan Masjid.
Tak semudah
seperti dikira, Allah selalu menguji kesabaran hamba-hamban-Nya. Berselang
beberapa hari setelah kedatangan material tersebut. Banyak material yang
dicuri, diantaranya 10 bal semen dan beberapa besi cor banyak yang hilang.
Mulai saat kajadian tersebut setiap panitia dibebani tugas piket jaga malam.
Pembangunanpun dimulai dengan beberapa tukang dan bantuan dari para santri yang
dibawa dari PP. Bustanul Ulum Mlokorejo dan PP. Kembang Kuning Larangan Madura
serta masyarakat sekitar.
KH. Abdullah
Yaqien tidak serta merta melapas menantunya untuk berjuang sendiri di tempat
hijrah. Terkadang beliau berkunjung ke lokasi pembangunan untuk ikut mengawasi.
Ketika beliau berkunjung banyak keluh kesah para panitia yang dituturkan kepada
beliau, tidak terkecuali kejadian
na'as tersebut.
Setelah
mengetahui hal tersebut, KH. Abdullah Yaqin bertanya kepada panitia “kerannah
serah sebisah ajegeh pekakas nikah” (kiranya siapa yang bisa menjaga
barang-barang ini). Seorang panitia pun menjawab “ bedeh ka'dissak kyaeh
asmanah Bunaden” (ada kyai disana namanya bunaden), Bunaden merupakan Orang
yang ditakuti di desa Krai.“anoh, celokagi buleh bedeh parlonah”( anu,
panggilkan saya ada perlunya), dawuh KH. Abdullah Yaqin.
Akhirnya
seorang panitia pun pergi ke rumah Bunaden yang merupakan orang yang ditakuti
para Preman dan maling yang terkenal, dan memintanya untuk menghadap KH.
Abdullah Yaqien. Akan tetapi Bunaden enggan, dikarenakan dia takut kepada Kyai.
Dengan ajakan terus-menerus dari seorang
panitia, hati seorang Bunadenpun luluh dan bersedia menghadap KH Abdullah
Yaqien.
Sesampainya di
kediaman Pengasuh Pesantren Mlokorejo, beliau menuturkan maksud dan tujuan beliau memanggil Bunaden,
yaitu hanya ingin menitipkan dan menjaga material di daerah pembangunan agar
tidak kemalingan lagi. Bunaden pun menyetujui permintaan dari KH. Abdullah
Yaqin. Begitu besar dan tersembunyi kebesaran Allah, tanpa diduga beberapa
waktu berselang ketika Bunaden sering berjaga. Bunaden mulai berikrar dan
berjanji akan bertaubat dan ikut berjuang di jalan Allah. Dan Alhamdulillah,
setelah itu matrial-matrial tidak pernah kemalingan lagi. Kemudian Pak Miska
membuat tenda yang dikhususkan untuk menjaga keamanan matrial, hingga Pak Miska
membawa peralatan dapur dan perlengkapan memasak sekedar untuk membuat kopi dan
teh.
Sekitar Tahun
1984 KH. Affan Abd. Malik bersama keluarga mulai menetap pasti di tanah
Pesantren. Pada saat itu, telah terbangun Masjid, Mushalla Putri, 3 Asrama
Putra, 1 Asrama Putri dan juga kediaman KH. Affan Abd. Malik.
Pondok
Pesantren Bustanul Ulum saat ini telah berkembang pesat dari awal yang hanya
memiliki bangunan Masjid,
hingga saat ini memiliki fasilitas lengkap berupa asrama,
gedung sekolah, laboraturioum, lapangan olahraga, mushalla dan lain sebagainya.
Fasilitas tersebut tidak serta merta datang begitu saja, banyak perjuangan yang
dilalui Almaghfurlah dan para santri, dari awal berdirinya Pesantren yang hanya
di sinari terang lilin, kemudian mulai ada mesin Desail sekitar tahun 1990-an.
Hingga aliran listrik masuk dengan pasti menyinari tanah perjuangan para
pahlawan dan pejuang islam di Bumi Hijau Bustanul Ulum krai.
Pada awalnya,
santri Bustanul Ulum merupakan santri PP. Kembang Kuning Madura dan PP.
Bustanul Ulum Jember yang berjumlah belasan hingga saat ini jumlah santri
bermukim memiliki ± 500 orang dan lebih dari 1000 santri tidak mukim yang
bersekolah di naungan Yayasan Pendidikan Islam Busranul Ulum Krai. Di mulai dari
TPA (taman pendidikan Al-qur'an) Bustanul Ulum, Madin (madrasah Diniyah)
Bustanul Ulum awaliyah dan wustho, santri sorogan, RA (Raudlatul Atfal)
Bustanul Ulum, MI (madrasah ibtidaiyah) Bustanul Ulum, MTs (madrasah
Tsanawiyah) Bustanul Ulum, MA (madrasah aliyah) Bustanul Ulum, Sekolah
tinggiagama islam Bustanul Ulum.
Akses jalan
yang mudah dan jenjang pendidikan yang lengkap dari RA sampai dengan Perguruan
Tinngi dari TPA hingga Madin Wustha menjadikan Pondok Pesantren Bustanul Ulum
Krai menjadi Pensatren yang maju dan sangat berkembang. Jejak perjuangan KH.
Affan Abd. Malik selaku Pendiri dan Pengasuh serta beberapa bantuan Kyai Mloko
dan Madura, Msyarakat, Para Santri senior dan para penitia sangat membekas.
Semoga perjuangan beliau semua diterima oleh Allah dan kita sebagai santri
Bustanul Ulum dan mengikuti jejak perjuangan dan meneruskan perjuangan meraka.
Amien.
16.04 |
Category:
Sejarah dan Biografi
|
6
komentar
Pemuda jiwa
Kau terbutakan
cinta
Dari gelisan
hingga merana
Pemuda jiwa
Kau terbuai
asmara
Dari dilema
hingga tetesan air mata
Sadarkah,
Kau khianati
janji “tegak”mu
Mati untuk-Mu
tapi berkorban untuknya
Pemuda cinta
Kau berjalan
lurus, fikirmu.
Nyatanya
berjalan dijurang berliku
Pemuda asmara
Jalanmu resah
tiada guna
Arah monoton
terformat jua
Para Pemuda
Jiwailah hatimu
Cintailah
kasih-Nya
Dengan rasa
kerendahan kita yang tak mampu
Dengan tabir
kelemahan kita yang tak menentu
Hai pemuda jiwa
Dimanakah kita
Melangkah
menjadi tak pasti
Merangkak
lumpuh tak berarti
Jalanmu,
jalanku yang tak menoleh
Menjadi urat
kita yang kaku pada prinsip egokah?
Atau sosialisme
global pada kotak besi berbunyi
Yang merusak
dzikir kita sepanjang hari
Ah, kapitalisme
pribadi
Kharisme tajam
di ujung lidi
Otoritas nafsu
menjadi-jadi
Tersungkur
meratapi taubat tak pasti
Pemuda jiwa
Siapa kita?
Bagaimana
tujuan hidup kita
Syahadat
menjadi tabir kembali
Ikrar hampa
jadilah baju jiwa
Cinta yang
asmara
Hitam merah
menjadi mata putih kita
Cinta suci
tawaran surga
Adalah basi
terlupakan yang tak tertoleh
Zamzam cinta
terinfeksi khamr dajjal fana
Sahadat sahadat
cinta jiwa
Mulai
berfikirkah atau tetap termotivasi rasa
Hai pemuda
cinta, pemuda asmara
Jiwa pemuda
dari pemuda jiwa
Cermee
Bondowoso
Afil Arruhami
17.00 |
Category:
puisi
|
0
komentar