Kata “zakat” mungkin sudah tidak asing
bagi kita sebagai umat muslim, terlebih sebagai santri, ea kan???!!!! Zakat
sering kita kaitkan dengan hari raya, baik itu idul adha maupun idul fitri.
Kalau idul fitri ada zakat fitrah and kalau idul adha ada Qurban. Menurut
kitab yang sering kita baca, yaitu karangannya Imam Syamsuddin Abu Abdillah Ibnu
Qosim dalam kitab Fathul Qorib dikatakan bahwa zakat secara bahasa ialah
bertambah. Lalu secara syar’i ialah sebuah nama dari harta tertentu,
yang diambil dari harta tersebut kemudian dikeluarkan dengan cara tertentu dan
diberikan kepada golongan tertentu pula. Kita ketahui orang yang berhak
menerima zakat ada 8 golongan (QS. at-Taubah [9]:60) .
Dari pengertian secara bahasa saja kita dapat mengetahui bahwa
segala sesuatu yang diperintahkan Allah pada hakekatnya tidak akan merugikan
kita, karena perbuatan itu akan kembali kepada kita sendiri. Yah, bisa dibilang
zakat merupakan investi kekayaan kita kepada Sang Rabbi.
Zakat terdapat beberapa jenis, tapi kia dapat menggolongkannya
menjadi zakat untuk Harta (binatang, emas-perak, dagangan, pertanian,
buah-buahan) dan zakat diri yang dikenal zakat fitrah. Tapi pada artikel ini
kami ingin lebih membahas tentang Fadilah zakat dan asrarul zakat.
Banyak faedah dan keutamaan zakat, apakah kalian tahu. Dalam
transaksi jual beli ataupun yang berkaiatan dengan harta merupakan hal yang
sangat rawan. Terkadang dalam ijab qabulnya terdapat sumpah atau
hal yang “tidak sesuai dengan kebenaran” begitu juga jiwa terkadang selalu berbuat
salah dan dosa, karena manusia tempatnya salah. Melalui media zakat ini kita
dapat membersihkannya. Karena zakat sebagai fasilitas untuk menguatkan iman dan
menghindari penyakit jiwa dan raga. Kita tidak tahu bagian harta mana atau jiwa
mana yang kotor dari kita, zakat inilah salah satu jalan keluarnya untuk
menghapus semua itu.
Hal utama juga yang harus kita ketahui, setiap harta dan raga ini
bukanlah milik kita seorang. Akan tetapi terdapat hak milik orang lain yang
berhak dan yang membutuhkan. Maka saat harta dan jiwamu bisa bermanfaat atau
membantu saudara kita maka bantulah mereka, entah dengan hartamu atau ragamu. “Setiap
muslim bagaikan satu tubuh” begitulah salah hadits menyebutkan, makasangat
berlasan ungkapan Rasulullah SAW tersebut.
Zakat juga merupakan pengikat tali persaudaraan, saling mengasihi
dan peduli dengan sesama saudara kita yang mungkin tidak seberuntung kita
semua. Terlebih perlu sahabat-sahabat ketahui bahwa, meninggalkan zakat
merupakan salah satu dosa besar yang paling besar.
Mengenai Asrarul Zakat kami mengutip dari kitab Qul
Hadzihi Sabili karya Sayyid Muhammad Alawi bin Abbas Al-Maliki Al-Makki
Al-Hasani yang mengambil pendapat dari Imam Ghazali. Macam-macam tingkatan
manusia tentang zakat dibagi menjadi 3 bagian.
1.
Orang-orang
yang kuat: mereka adalah orang-orang yang menginfakkan seluruh apa yang
dimilikinya, tanpa meninggal sedikitpun untuk dirinya. Orang seperti ini telah
menepati janjinya kepada Allah untuk mencintai-Nya. Contohnya adalah Abu Bakar ash-Shidiq
RA.,
2.
Orang-orang
yang dipertengahan (antara kuat dan lemah) : Mereka adalah orang yang tidak
menginfakkan seluruh hartanya akan tetapi tetap berzakat dan shadakah kepada
orang yang membutuhkan. Baik itu shadaqah wajib maupun sunnah.
3.
Orang-orang
yang lemah: Mereka adalah orang-orang yang hanya mengeluarkan zakat wajibnya
saja.
Itulah
tingkatan derajat manusia dalam Zakat, lalu dimanakah tingkatan derajat kita?
Alangkah baiknya dan indahnya jika kita masuk golongan pertama atau kedua. Jika
kita belum mampu mengerjakan yang pertama dan kedua maka setidaknya kita masuk
kepada golongan yang ketiga. Lalu secara bertahap kita terus meningkatkan
derajat kita tanpa kita sadari mesuk kepada golongan kedua.
Dalam
mengeluarkan zakat dan sedekah, jagalah lima perkara berikut ini :
1.
Sembunyi-sembunyi,
"ketika tangan kanan berbuat jangan sampai tangan kiri tahu” terlebih
rasullah bersabda bahwa zakat secara sembunyi-sembunyi dapat menghindarkan dari
murka Allah SWT.
2.
Tidak
mengharapkan pujian. Karena mengharap pujian hanya akan menghapus apa yang kita
buat dari segi pahala dan akan menumbuhkan penyakit hati seperti riya’
dan kikir.
3.
Harta
yang dikeluarkan merupakan harta yang paling baik dari yang kamu miliki.
4.
Ketika
mengerluarkannya diiringi dengan wajah yang indah. Karena 1 dirham yang
dikeluarkan dari hati yang penuh kegembiaraan akan mengalahkan 100 dirham dari
hati yang terpaksa.
5.
Memberikan
sedekah kepada orang yang menggunakannya untuk beribadah kepada Allah. Seperti
orang alim yang bertaqwa yang
menggunakan harta itu untuk ketaatan dan ketaqwaan kepada Allah,
orang saleh yang miskin dan kerabat dekat. Apabila ada seorang yang memiliki
seluruh karakter ini maka dia adalah orang yang paling tepat diberikan sedekah.
Maka, mari eratkan jiwa kita, harta kita, raga kita semua untuk
berjalan dijalan Allah SWT.
di postkan pada buletin EL-BUSTAN Ed.8 25 Juni 2015
21.23 |
Category:
Artikel
|
0
komentar