Rasulku, maaf aku egois menyebutmu
sendu suaraku tak indah tuk melafal namamu
tak seharmonis panggilan as-Siddiq padamu
sendu suaraku tak indah tuk melafal namamu
tak seharmonis panggilan as-Siddiq padamu
Rasulku, aku rindu "mungkin"
karena rinduku hanya tentang saat-saatku saja
Tak seperti Khumairo yang selalu merindumu
Rasulku, Aku tak selalu setia padamu
sebabku sering berpaling padamu, berbakal kemunafikan diri yang melekat
tak seperti Khatijah yang selalu setia disampingmu
Rasulku, aku tak tahu wajahmu
tak pernah melihatmu sering ku lupa akanmu
tak sebanding al-Bushiri menyebut-mengingatmu
Rasulku, seperti apa yang kau maksud umatmu itu
umat yang kau akan suguhkan anggur syafaat
sebab aku sering bisu akan sholawat yang kau suruh
Rasulku, ku ingin selalu menyebutmu
seperti shabat-sahabat yang rela mati untumu
menangis selalu untuk kau kasihi
terpisahkah aku ya Rasul walau bukan sahabatmu?
Rasul, aku buta akanmu
ku hanya menangis di suara merdu ucapan namamu dalam syair-syair itu
Rasulku, aku tak tahu
karena rinduku hanya tentang saat-saatku saja
Tak seperti Khumairo yang selalu merindumu
Rasulku, Aku tak selalu setia padamu
sebabku sering berpaling padamu, berbakal kemunafikan diri yang melekat
tak seperti Khatijah yang selalu setia disampingmu
Rasulku, aku tak tahu wajahmu
tak pernah melihatmu sering ku lupa akanmu
tak sebanding al-Bushiri menyebut-mengingatmu
Rasulku, seperti apa yang kau maksud umatmu itu
umat yang kau akan suguhkan anggur syafaat
sebab aku sering bisu akan sholawat yang kau suruh
Rasulku, ku ingin selalu menyebutmu
seperti shabat-sahabat yang rela mati untumu
menangis selalu untuk kau kasihi
terpisahkah aku ya Rasul walau bukan sahabatmu?
Rasul, aku buta akanmu
ku hanya menangis di suara merdu ucapan namamu dalam syair-syair itu
Rasulku, aku tak tahu
05.04 |
Category:
puisi
|
0
komentar
Comments (0)